Jumat, 14 November 2014

Lirik lagu Infinite - Before The Down



Lirik lagu Infinite – Before The Dawn [Rom/Hangul/Eng/IndoTrans]




Romanization
[All] Because I listen to my heart beat one by one, oh hey, hey
Because I listen to my heart heart heart to to my heart heart
[Woohyun] Amuri noryeoghaedo neoreul gajil su eobtdamyeon
Neon aniradeora geojigata
[Sunggyu] Na nan ireohkeneun motnwa
Geuge dabdabhae geuge makmakhae
[Sungjong/Sungyeol] Why why, why why, why why
[All] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[Sunggyu] Nae maeummaneun jibchaki aniya
[All] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[Woohyun] Neol bandeusi kkok jabanaego sipeo
[Dongwoo] Sarangeul soksagideon du ibsul
Matdaeun chance dadhideon du nun
Jarageul pihae fly to the my heart
I’’ll be there by your side huh
[L] Nan geujeo baraman bodaga neoreul maemdoldaga
Igsukhaejyeotneunde geojigata
[Sunggyu] Ijen modeungeol nwajurae
Geuge dabdabhae geuge makmakhae
[Sungyeol] Why why ([Sungjong] Why), [Sungyeol] Why why ([Sungjong] Why), [Sungyeol] Why why ([Sungjong] Why) [Sungyeol] Why why
[All] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[Sunggyu] Nae maeummaneun jibchaki aniya
[All] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[Woohyun] Neol bandeusi kkok jabanaego sipeo
[Hoya] Nado moreuge ni geurimjareul balba
Ama na jeomjeom michyeo ganabwa
[All] Because I listen to my heart beat one by one, oh
[Hoya] Api kamkamhaejin nae nuneun
Ojik neo hanaman balkge bichunda
[All] Because I listen to my heart heart heart
[All] Before the dawn (Yeah yeah yeah)
Before the dawn (Yeah yeah yeah)
[Sunggyu] Deo neutgi jeone meomchwo sewojulge
[All] Before the dawn (Yeah yeah yeah)
Before the dawn (Yeah yeah yeah)
[Woohyun] Neol kkeutkkaji kkok gajyeogago sipeo
([All] Before the dawn, before the dawn)
[Dongwoo] Close your eyes and close your mind
Beire ssain ni gire
Machi bimire gadhin miraee jikillae nohchigi sirheun neogie
I girui kkeuten you must love me
([All] Before the dawn (Before the dawn))
[Hoya] Niga gaji mothage kkwak jaba
([All] Before the dawn (Before the dawn))
[Hoya] Naega ulji anhge neol butjaba
Niga amuri nal beorigo magado
Nan jeoldae neol nohchiji anha
Hangul

[모두] Because I listen to my heart beat one by one, oh, hey, hey
Because I listen to my heart heart heart to to my heart heart
[우현] 아무리 노력해도 너를 가질 수 없다면
넌 아니라더라 거지같아
[성규] 나 난 이렇게는 못놔
그게 답답해 그게 막막해
[성종/성열] Why why, why why, why why
[모두] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[성규] 내 마음만은 집착이 아니야
[모두] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[우현] 널 반드시 꼭 잡아내고 싶어
[동우] 사랑을 속삭이던 두 입술
맞다은 chance 닫히던 두 눈
자락을 피해 fly to the my heart
I’ll be there by your side huh
[엘] 난 그저 바라만 보다가 너를 맴돌다가
익숙해졌는데 거지같아
[성규] 이젠 모든걸 놔주래
그게 답답해 그게 막막해
[성열] Why why ([성종] Why), [성열] Why why ([성종] Why), [성열] Why why ([성종] Why) [성열] Why why
[모두] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[성규] 내 마음만은 집착이 아니야
[모두] Before the dawn (Before the dawn)
Before the dawn (Before the dawn)
[우현] 널 반드시 꼭 잡아내고 싶어
[호야] 나도 모르게 니 그림자를 밟아
아마 나 점점 미쳐 가나봐
[모두] Because I listen to my heart beat one by one, oh
[호야] 앞이 캄캄해진 내 눈은
오직 너 하나만 밝게 비춘다
[모두] Because I listen to my heart heart heart
[모두] Before the dawn (Yeah yeah yeah)
Before the dawn (Yeah yeah yeah)
[성규] 더 늦기 전에 멈춰 세워줄게
[모두] Before the dawn (Yeah yeah yeah)
Before the dawn (Yeah yeah yeah)
[우현] 널 끝까지 꼭 가져가고 싶어
([모두] Before the dawn, before the dawn)
[동우] Close your eyes and close your mind
베일에 싸인 니 길에
마치 비밀에 갇힌 미래에 지킬래 놓치기 싫은 너기에
이 길의 끝엔 you must love me
([모두] Before the dawn (Before the dawn))
[호야] 니가 가지 못하게 꽉 잡아
([모두] Before the dawn (Before the dawn))
[호야] 내가 울지 않게 널 붙잡아
니가 아무리 날 버리고 막아도
난 절대 널 놓치지 않아
Before the Dawn (Sebelum Fajar Menyingsing)
Terjemahan Indonesia
Karena aku mendengarkan kata hatiku
Karena aku mendengarkan kata hatiku satu per satu
Jika usaha sekeras apapun tak bisa membuatmu menjadi milikku
maka kau bukan jodohku, rasanya ini menyedihkan sekali
Aku tak bisa melepasmu seperti ini, membuatku sulit bernapas
tak tahu harus berbuat apa
Why Why … Why Why … Why Why …
Before the dawn.. Before the dawn..
Ini bukanlah obsesi
Aku ingin mendapatkanmu bagaimanapun caranya
Kedua insan yang saling berbisik cinta
menunggu waktu yang tepat untuk menutup mata
Semua merasuk dalam hatiku
Aku akan disana, di sisimu
Sekarang aku terbiasa untuk hanya melihatmu
Terus berada di sekitarmu, rasanya menyedihkan sekali
Sekarang aku ingin melepas semuanya, ini membuatku sulit bernapas
tak tahu harus berbuat apa
Why Why … Why Why … Why Why
Before the dawn.. Before the dawn..
Ini bukan obsesi
Before the dawn.. Before the dawn..
Aku ingin mendapatkanmu bagaimanapun caranya
Tanpa disadari, aku melangkah dalam bayangmu
Mungkin aku akan terus bertambah gila
(Karena aku mendengarkan kata hatiku satu per satu)
Dalam pandanganku yang diliputi kegelapan ini
Hanya kaulah yang bersinar terang
(Karena aku mendengarkan kata hatiku satu per satu)
Before the dawn (ye ye ye)
Before the dawn (ye ye ye)
Aku akan menghentikanmu sebelum terlambat
Before the dawn (ye ye ye)
Before the dawn (ye ye ye)
Aku ingin memilikimu bagaimanapun caranya
(Before the dawn)
Tutup mata dan hatimu
Jalanmu yang penuh ketidakjelasan
Aku ingin melindungimu dari masa depan
yang tampak penuh misteri
Karena itu, kau harus mencintaiku
(Before the dawn)
Akan kupegang erat dirimu, untuk mencegahmu pergi
Aku akan berpegangan padamu, untuk menahan air mataku
Tak peduli berapa kali kau mencampakanku
tak peduli seberapa kuat kau menahannya, aku tak akan membiarkanmu pergi
English Trans
(credits to jktasian and jpopasia)
Because I listen to my heart beat one by one
Because I listen to my heart
heart heart to to my heart heart
If I can’t get you no matter how hard I try
You aren’t the one, i feel like a beggar
I-I, can’t let you go like this, its suffocating
And I don’t know what to do
Why Why … Why Why … Why Why …
Before the dawn.. Before the dawn..
My heart isn’t obsessed
Before the dawn.. Before the dawn..
I want to capture you no matter what
Those two lips that whispered love
Those two eyes that close at the right chance
The sides fly to me heart,
I’ll be there by you side (huh)
I became used to only looking at you
Lingering around you, I feel like a beggar
I want to let go of everything now, and thats suffocating
And I don’t know what to do
Why Why … Why Why … Why Why
Before the dawn.. Before the dawn..
My heart isn’t obsessed
Before the dawn.. Before the dawn..
I want to capture you no matter what
Without knowing, I step on your shadow
I’m probably gradually getting crazier
(Because I listen to my heart beat one by one)
To my eyes that sees everything to be dark,
You’re the only one that shines brightly
(Because I listen to my heart heart heart)
Before the dawn (ye ye ye)
Before the dawn (ye ye ye)
I’ll stop you before its too late
Before the dawn (ye ye ye)
Before the dawn (ye ye ye)
I want to have you in the end no matter what
(Before the dawn)
close your eye and close your mind,
your road thats covered with veils
I want to protect you from a future
that seems to be captured in secrets
Because its, you must love me
(Before the dawn)
I’ll hold on tightly so you can’t leave
I’ll grab onto you so I won’t have to cry
No matter how many times you throw me away,
Or how much you prevent it, I’m never going to let you go

KEPLER-186F SEPUPUNYA BUMI

KEPLER-186F SEPUPUNYA BUMI


Perburuan planet layak huni di luar tata surya selama beberapa dekade ini akhirnya terjawab pada pekan lalu saat tim astronom mengumumkan penemuan Kepler-186 f. Planet baru itu diperkirakan amat mirip bumi dan layak huni Menggunakan teleskop antariksa Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat NASA tim ilmuwan menguak keberadaan sebuah planet yang mengorbit pada zona layak huni Kepler-186- f nama planet itu diperkirakan memiliki kondisi yang memungkinkan air menggenang pada permukaannya,syarat utama planet layak huni.
"Pertemuan Kepler-186f merupakan langkah signifikan dalam upaya menemukan dunia seperti bumi,"kata Direktur Divisi Astrofisika NASA Paul Hertz di kantornya di Washington,DC,Amerika Serikat.
Kepler 186f mengingatkan para astronom pada bumi.berukuran 1,1 kali atau 10 persen lebih besar dari bumi, Kepler-186f menjadi planet ekstrasolar--planet diluar tata surya--pertama yang paling mirip bumi dan menempati zona layak huni. Para astronom pun menjulukinya sepupu bumi.
Pemimpin tim astronom yang juga ilmuwan dari SETI Institute di NASA Ames Research Center,Elisa Quintana, mengatakan Kepler-186f mengorbit Kepler-186f,bintang katai merah tipe M yang sinarnya lebih redup dari pada matahari. Keduanya berjarak 490 tahun cahaya. Hanya perlu 130 hari bagi planet ini untuk mengitari bintangnya. Waktu revolusi Kepler-186 nyaris sepertiga lebih singkat dari bumi mengitari matahari.
"Dengan jarak seperti itu,suhu permukaan Kepler-186f akan berada di tas titik beku dan di bawah titik didih," kata Quintana seperti dikutip Space
Dengan suhu atmosfer seperti itu,Quintana mengimbuhkan, air diperkirakan tetap berwujud cair. Hal ini penting untuk mendukung kehidupan seperti halnya di bumi.
Massa dan komposisi Kepler-186f masih misterius. Meski begitu, berdasarkan penelitian sebelumnya, permukaan planet itu diperkirakan cenderung berbatu.Kepler-186f bukanlah planet tunggal.Sebagai katai merah,Kepler 186 memiliki ukuran dan massa separuh dari matahari. Katai merah adalah kelas bintang yang membentuk 70 persen dari bintang-bintang di galaksi Bima Sakti.
Sejauh ini ada 20 planet ekstra-solar yang masuk kategori "Zona layak huni". Zona layak huni,dalam astronomi disebut "zona Goldilocks", adalah daerah di sekeliling bintang yang suhunya tepat bagi terbentuknya air di permukaan planet. Untuk menentukan zona ini, para ilmuwan harus terlebih dahulu mengukur total radiasi yang dipancarkan bintang. Mereka dapat menghitungya dengan mengetahui ukuran dan jenins bintang itu.
Penemuan Kepler-186f  adalah kemajuan paling pesat dalam upaya mencarian kehidupan di luar tata surya. Namun, jaraknya yang sejauh 500 tahun cahaya belum mungkin dijangkau.

Kepler 186f


Kepler 186f



Planet Alien Kepler-186f dan Ancaman Kepunahan Manusia

Oleh: Elin Yunita Kristanti, Rizki Gunawan
Ini gambaran Bumi pada 2154: sesak, padat, rusak, gersang, compang-camping. Debu melapisi permukaan segala hal termasuk dedaunan di pohon yang tak leluasa tumbuh di antara belantara beton kumuh yang menjulang tinggi. Polusi sedemikian parah mencekik jalan napas manusia yang hidup di dalamnya, penyakit pun merajalela. Gajah, gorila, dan jerapah tinggal cerita masa lalu. Punah.
Tak ada kelas menengah saat itu. Takdir manusia dipisahkan dua dunia: Bumi suram yang dikendalikan robot atau ‘surga’ berbentuk roda dengan simbol bintang di tengahnya.  Yang berkilau terang di langit malam, jaraknya sedikit lebih dekat dari Bulan.
Nirwana itu adalah satelit buatan manusia, hanya orang-orang kaya yang bisa tinggal di dalamnya dengan nyaman. Rumah-rumah besar, alam yang indah, pepohonan, udara bersih, robot-robot pelayan yang siap melaksanakan titah. Orang di dalamnya tak pernah sakit dan menua. Setiap penyakit dapat disembuhkan seketika.  
“Aku akan membawamu ke sana. Aku janji,” kata Max kecil, pada sahabatnya, Frey. Keduanya adalah penduduk Bumi, kaum proletar.  Kelak ikrar tersebut menuntut nyawa.  Kisah itu digambarkan dalam film Esylum yang dirilis pada 2013 lalu -- satu lagi ramalan suram Bumi.
Benarkah hal buruk akan menimpa planet kita di masa depan?  
Setidaknya itu yang diyakini astrofisikawan tenar, Stephen Hawking. Dalam sebuah wawancara dengan situs Big Think, ia mengatakan manusia dalam bahaya besar. Ancaman terhadap eksistensi manusia, seperti perang, penurunan sumber daya alam, dan overpopulasi berarti meningkatkan risiko hidup di Bumi berkali lipat.
“Sangat sulit untuk menghindar dari bencana dalam beberapa ratus tahun mendatang, apalagi dalam ribuan atau jutaan tahun ke depan,” kata Hawking. “Satu-satunya agar manusia bisa bertahan dalam jangka waktu lama adalah untuk tidak tergantung pada Bumi. Manusia harus pindah, menyebar di luar angkasa.”  
Namun, waspada! Dalam seri Discovery Channel, Hawking memperingatkan manusia untuk berhati-hati dalam melakukan kontak dengan bentuk kehidupan asing. Para alien itu mungkin tak ramah.
Kekhawatiran Hawking soal Bumi bukan tanpa dasar. Fakta menunjukkan, Berdasarkan penanggalan radiometrik meteorit, usia Bumi lebih dari 4,54 miliar tahun. Sudah tua. Sampai kapan ia layak dihuni?
Studi yang dilakukan University of East Anglia, Inggris, pada 2013 lalu memperkirakan, Bumi masih mampu menopang kehidupan setidaknya selama 1,75 miliar tahun mendatang. Tapi ada syaratnya, selama bencana dahsyat akibat nuklir, tubrukan asteroid raksasa, dan malapetaka lain tak terjadi.
Namun, bahkan tanpa skrenario kiamat sedramatis itu, kekuatan astronomi akan memaksa Bumi tak lagi bisa dihuni. Suatu masa antara 1,75 miliar hingga 3,25 tahun lagi, Bumi akan keluar dari zona layak huni (habitable) dalam Tata Surya ke ‘zona panas’.
Saat masuk ke zona panas, Bumi akan mendekat ke Matahari, membuat lautan kering kerontang. Dan tentu saja, kondisi kehidupan, termasuk manusia, tak bakal mampu bertahan.
Jika manusia terpaksa pindah, ke mana? Kalau tak mampu membuat koloni di orbit rendah Bumi seperti Esylum, Mars mungkin pilihan terbaik, meski misi rover yang dikirim, termasuk Curiosity belum menemukan tanda-tanda kehidupan di sana. Planet Merah masih terlalu tandus untuk dihuni manusia. Venus pun tak bisa ditinggali karena terletak terlalu dekat dengan Matahari dan terlalu panas.
Setidaknya ada tiga syarat utama sehingga sebuah planet bisa dibilang layak huni, yakni harus adanya sumber panas, air, dan kehidupan organik.  Selain Mars dan Venus, di tata surya kita, ada beberapa  kandidat lain yakni  satelit Yupiter -- Europa serta satelit Saturnus -- Enceladus dan Titan. Namun sejauh ini kepastian belum didapat.
Sejak Dr Alexander Wolszczan, astronom radio di Pennsylvania State University menemukan ‘bukti tak terbantahkan’ tentang sistem planet ekstrasolar atau eksoplanet pada 1994, para ilmuwan mulai mencari tanda-tanda kehidupan di luar tata surya. Mencari ’planet alien’.
Bumi 2.0
Pertengahan April 2014, sebuah pengumuman penting disampaikan para astronom. Ditemukan eksoplanet atau planet di luar tata surya seukuran Bumi yang berada di zona layak huni bintangnya! Namanya Kepler-186f.
Ia kali pertama diketahui keberadaannya oleh teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).  Kepler-186f  diketahui mengorbit bintang merah yang bersinar redup, yang jaraknya 490 tahun cahaya dari Bumi: Kepler-186.
Para ilmuwan menduga, Kepler-186f -- yang terluar dari 5 planet yang mengorbit bintang Kepler-186 dalam jarak 52,4 kilometer secara teoritis berada dalam zona habitasi bintang merah kerdil itu.
Sementara, orbit Bumi dari Matahari berjarak rata-rata 150 juta kilometer. Namun, Matahari lebih besar dan terang dari bintang Kepler-186. Itu mengapa zona layak huni Matahari lebih jauh.
Jari-jari Kepler-186f  diperkirakan sekitar 1,1 kali jari-jari Bumi. Itu berarti ukurannya sedikit lebih besar dari planet manusia. Mungkin berbatu seperti Bumi. Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan, apa elemen yang membentuk atmosfer planet tersebut --  kunci yang dapat membantu menguak apakah planet ini bisa dihuni makhluk hidup.
Para astronom sejauh ini  telah mengkonfirmasi keberadaan hampir 1.000 planet di luar tata surya. Namun, sebagian besar eksoplanet terkonfirmasi sebagai planet gas raksasa seperti Jupiter tanpa permukaan padat, atmosfer beracun, dan terlalu panas atau terlalu dingin untuk zat cair dan apalagi kehidupan. Jadi Kepler-186f adalah temuan istimewa.
“Ini (Kepler-186f ) planet definitif pertama seukuran Bumi yang ditemukan di zona layak huni di sekitar bintang lain,” kata Elisa Quintana dari SETI Institute di NASA Ames Research Centre di Moffett Field, California, dan penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Penting untuk mencari planet yang ukurannya serupa dengan Bumi. “Apa yang kita pelajari, dalam beberapa tahun terakhir, adalah ada transisi pasti yang terjadi sekitar 1,5 kali jari-jari bumi,” kata Quintana dalam sebuah pernyataan. “Jika sebuah planet memiliki jari-jari 1,5 sampai 2 kali jari-jari Bumi, ia menjadi cukup besar untuk mulai menumpuk hidrogen sangat tebal dan memiliki atmosfer helium -- sehingga menyerupai gumpalan gas raksasa.”
Kepler-186f sesuai dengan deskripsi dari sebuah planet berbatu dengan atmosfer jinak yang terletak dalam zona ramah atau Goldilocks  -- yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin bagi kehidupan. “Yang paling mendekati Bumi 2.0,” kata para astronom.
Benarkah kita telah menemukan Bumi 2.0 alias Bumi kedua? Tunggu dulu!
“Berada di zona layak huni tidak berarti kita tahu planet ini memang layak huni,” kata Thomas Barclay, ilmuwan riset di Bay Area Environmental Research Institute, NASA. “Suhu di planet tersebut sangat tergantung pada jenis atmosfer yang dimilikinya.”
Menurutnya, terlalu prematur untuk menyebutnya mirip dengan Bumi. “Kepler-186f lebih mirip ‘sepupu Bumi’ daripada ‘kembaran Bumi’.”
Pencarian Bumi kedua di luar tata surya mungkin tak terkait tujuan menemukan koloni manusia, jaraknya terlalu jauh. Mustahil kita berpindah di sana dengan teknologi yang dimiliki saat ini.  Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, berpendapat ada rasa ingin tahu besar manusia yang membutuhkan jawaban. "Itu dari segi keingintahuan ilmiah bahwa (apakah benar) Bumi bukan planet (satu-satunya) yang ada penghuninya. Keingintahuan mendorong para peneliti mencari planet lain yang dari segi temperatur mirip."
Sinyal Kepunahan Manusia?
Temuan  Kepler-186f di konstelasi Cygnus memang kabar mengembirakan. Tapi, sebaliknya, dianggap meningkatkan posibilitas kepunahan manusia dalam jangka pendek. Itu sesuai dengan konsep yang disebut  Great Filter.
Great Filter adalah argumen yang berusaha menyelesaikan Paradoks Fermi (Fermi Paradox) -- kontradiksi yang nyata antara tingginya kemungkinan adanya peradaban ekstraterrestrial dengan ketiadaan bukti atau kontak dengan mereka.
Padahal, ukuran dan umur alam semesta menunjukkan bahwa seharusnya ada banyak peradaban berteknologi maju di luar planet manusia. Namun, hipotesis ini tampaknya tidak konsisten dengan kurangnya bukti pengamatan untuk mendukungnya. Pernyataan mendasarnya adalah: di mana (alien) berada?
Fisikawan Enrico Fermi meyakini, adalah hal luar biasa mengapa tak pernah ada sinyal ekstraterresterial atau teknologi alien yang terdeteksi.
Maka ia berpikir, pastilah ada semacam penghalang yang mencegah munculnya kehidupan makhluk cerdas (semacam manusia), yang memiliki teknologi tinggi, dan berpeluang menjajah peradaban lain di angkasa. Kita bisa mengumpamakan penghalang itu sebagai 'Great Filter'.
Namun, apa sebenarnya yang jadi Great Filter alias hambatan itu telah menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan 50 tahun lamanya. Ada yang menduga, itu karena terbatasnya jumlah planet mirip Bumi atau tidak adanya kemampuan mereplika molekul atau tak mampu melakukan lompatan dari sel prokariotik -- sel yang tidak memiliki selaput inti -- menjadi sel eukariotik yang lebih kompleks. Di Bumi proses itu makan waktu miliaran tahun.
Sementara, para pendukung hipotesis 'Rare Earth'  berpendapat bahwa evolusi kehidupan yang kompleks memerlukan kondisi sempurna. Seperti misalnya yang terjadi pada Bumi. Planet manusia berada di zona habitasi Matahari -- bintang yang cukup jauh dari pusat galaksi untuk menghindari radiasi yang merusak, atmosfer cukup tebal untuk membakar asteroid yang masuk Bumi, dan Bulan luar biasa besar yang menstabilkan kemiringan sumbu -- yang memberi kita musim yang berbeda.
Great Filter diyakini mencegah munculnya peradaban antar-bintang. Masalahnya kita tak tahu apakah itu masa lalu atau masa depan manusia.
Selama 200 ribu tahun, spesies manusia selamat dari malapetaka letusan supervolkano, tabrakan asteroid, dan pandemi penyakit. Namun, rekam jejak kita sebagai penyintas (survivor) bisa jadi terbatas hanya dalam beberapa dekade. Faktor pemicunya perang nuklir, misalnya. Atau sebab lain seperti bioteknologi yang berpotensi bencana. Sejumlah ilmuwan termasuk Stephen Hawking, Max Tegmark, Stuart Russell, dan Cambridge Centre mengkhawatirkan eksistensi mesin super cerdas yang bisa jadi menyingkirkan supremasi manusia di planet ini.
Awalnya, Fermi Paradox berasumsi bahwa planet-planet mirip Bumi adalah langka. Namun, fakta membuktikan, sejumlah temuan astronomi telah mengungkapkan adanya ratusan eksoplanet. Hambatan dari sisi jumlah hilang. Jadi Great Filter mungkin bersembunyi di jalur antara planet layak huni dan peradaban yang sedang berkembang .
Jika Kepler-186f ternyata penuh dengan kehidupan cerdas, maka itu akan menjadi berita yang sangat buruk bagi umat manusia. Itu akan mendorong posisi Great Filter ke dalam tahap teknologi perkembangan peradaban. Bencana bisa saja menanti, bagi Bumi atau rekan ekstraterresterial di mana kehidupan alien berada.  
Menurut teori Great Filter, menemukan makhluk di planet lain dalam tata surya akan menunjukkan bahwa munculnya kehidupan bukanlah hal langka. Jika ada dua kehidupan dalam tata surya, maka itu bisa terjadi jutaan di seluruh galaksi. Artinya, Great Filter tidak terjadi dalam kehidupan awal di sebuah planet. Ia mungkin akan datang belakangan.
Jika Great Filter ada di masa depan, untuk kasus Bumi, itu berarti beberapa peristiwa besar yang menanti manusia suatu ketika -- seperti kepunahan --  yang akan mencegah manusia menjelajah ke bagian lain dari galaksi.
"Jadi, berharap saja Kepler-186f kering kerontang dan tak ada kehidupan," kata Andrew Snyder-Beattie dari University of Oxford, seperti Liputan6.com kutip dari SPACE.com.
Dalam kasus Kepler-186f, makhluk cerdas mungkin tak ada di sana. Atmosfernya mungkin terlalu tipis untuk mencegah pembekuan, atau tak ada pasang surut di sana sehingga lingkungannya relatif statis. Bahwa ia kemungkinan tak bisa menopang kehidupan harus dirayakan. Untung saja! Seperti yang pernah diungkap filsuf Nick Bostrom:
"Kesunyian langit malam adalah emas...dalam pencarian kehidupan di luar Bumi, tidak ada berita berarti kabar bagus. Karena itu menjanjikan potensi masa depan bagi umat manusia…"
Dunia Ewok
Tak hanya mencari kehidupan di eksoplanet. Fiksi ilmiah Star Wars ternyata memberi petunjuk penting soal itu. Film yang dirilis kali pertama pada 25 Mei 1977 mengisahkan alien berbulu yang jadi favorit penonton: Ewok -- mamalia berkaki dua mirip Teddy bear, yang tinggal di hutan di bulan bernama Endor.  
Dalam istilah ilmiah, dunia yang jadi rumah Ewok disebut sebagai exomoon atau bulan luar surya yang mengorbit sebuah planet eksoplanet -- planet yang mengorbit sebuah bintang lain selain matahari kita.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa exomoon juga bisa menyediakan lingkungan yang layak huni. Meskipun belum menemukannya, kita memiliki alasan untuk percaya bahwa jumlahnya sangat banyak, lebih banyak dari eksoplanet.
Banyak eksoplanet ditemukan dalam 20 tahun terakhir, yang ukurannya besar mirip Yupiter. Karena ukurannya itu mereka gampang terdeteksi. Meski berada zona habitasi, planet sebesar itu tak mungkin punya zat cair --  salah satu syarat penting kehidupan.
Namun, seperti halnya Yupiter, planet di luar tata surya mungkin punya bulan yang bisa dihuni. Bahkan, satelit Yupiter, Europa diduga memiliki zat cair terkubur di bawah kerak es. Sementara, Enceladus, satelit Saturnus dipastikan memiliki air yang tersembunyi.
Penelitian terbaru oleh Duncan Forgan dan Vergil Yotov dari University of Edinburgh menyoroti berbagai faktor yang dapat membuat exomoon lebih atau kurang layak huni. Salah satunya soal iklim. Secara teoritis para peneliti mengklasifikasikan ‘benjolan’ exomoon sebagai: ‘bisa dihuni’, ‘panas’, ‘bola salju’, atau ‘hanya bisa buat transit’.
“Ini pasti hanya masalah waktu sebelum exomoon pertama ditemukan dan probabilitas untuk menemukan satu, di zona habitasi bintang, cukup tinggi. Kita mungkin tidak menemukan Ewok, tapi exomoon yang menawarkan prospek untuk menopang kehidupan asing, mungkin dijumpai,” kata Andrew Norton seperti dimuat SPACE.com, 26 April 2014.
NASA: Masa Depan Ada di Kedalaman Angkasa Luar
Pada Kamis 15 April 2010, sebuah ikrar diucap Presiden Amerika Serikat Barack Obama: manusia segera mengirim astronot ke asteroid dan Mars.

“Saya berharap dapat menyaksikan mimpi itu terwujud,” kata Obama, di pangkalan pesawat luar angkasa, Kennedy Space Center -- di mana manusia pertama ke Bulan diberangkatkan.
Perjalanan ke asteroid adalah perintis, sebelum mewujudkan mimpi besar -- ekspedisi ke Planet Merah, Mars, yang akan jadi prestasi kolosal yang dicatat sejarah. Sama halnya ketika mengirimkan manusia pertama ke Bulan. “Kita menginginkan lompatan di masa depan. Tidak menapak terus di jalan yang sama” kata Obama.
Obama tak memprediksi kapan mimpi itu bisa terwujud. Tapi, kata dia, pada 2025, AS akan memiliki pesawat luar angkasa baru yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh.
Apa yang diucapkan Obama mirip deklarasi Presiden John F Kennedy pada 1961. “Saya percaya bangsa ini akan mewujudkan mimpi, sebelum dekade ini berakhir, mendaratkan manusia ke Bulan dan kembali dengan selamat ke Bumi,” kata Kennedy saat itu.
Pada tahun 1969, mimpi itu terwujud.
Senada dengan mimpi Obama, Kepala NASA, Charles Bolden, menegaskan masa depan eksplorasi ruang angkasa manusia AS adalah di belantara angkasa luar. Ini saatnya kita lepas dari ideologi era-Apollo. Harus ada tujuan yang lebih jauh ketimbang Stasiun Luar Angkasa Internasional atau Bulan.
Salah satu rencana besar NASA adalah menangkap sebuah asteroid dengan robot satelit dan menariknya ke dekat Bulan sehingga astronot dapat menjelajahi batu angkasa itu. Misi tersebut ditargetkan pada 2025. Mars akan menjadi target berikutnya, pada 2030.
"Masa depan manusia ada di ke kedalaman angkasa luar. Ke Mars, untuk mencari jawaban, bagaimana kita bisa melindungi planet ini dari asteroid dan ancaman lain," kata Bolden seperti dimuat SPACE.com, 25 April 2014.
Namun untuk tujuan itu, diperlukan lebih dari sekedar roket dan pesawat ruang angkasa. “Kita harus memiliki infrastruktur di orbit rendah Bumi." Semacam tempat transit.
Kembali ke fakta bahwa alam semesta tak terbatas dan terbatasnya pengetahuan manusia tak ada salahnya kita mengingat apa yang pernah disampaikan Begawan Astronomi, Carl Sagan.
"Sikap kita, keistimewaan kita yang semu, khayalan bahwa kita memiliki tempat penting di alam semesta ini, tidak berarti apapun di hadapan setitik cahaya redup ini. Planet kita hanyalah sebutir debu yang kesepian di alam yang besar dan gelap. Dalam kebingungan kita, di tengah luasnya jagat raya ini, tiada tanda bahwa pertolongan akan datang dari tempat lain untuk menyelamatkan kita dari diri kita sendiri."

Sejarah Masa Lalu Vulkanik di Mars dan Masa Depannya

Penulis: Avivah Yamani
Sejarah Mars mulai diungkap secara perlahan dari pembentukan kawah yang terjadi di permukaan planet tersebut. Dalam perjalanannya, Mars telah berhasil melalui sejumlah babak letusan gunung api yang sangat berat yang terjadi di planet tersebut. Babak yang mengerikan dalam perjalanan Mars ini memuntahkan lava dan air ke permukaan Mars, dan kemudian mengeras membentuk permukaan yang sekarang kita lihat di Mars.
Daedalia Planum. Kredit Gambar : ESA
Hasil analisis yang dilakukan dari foto-foto yang dihasilkan High Resolution Stereo Camera (HRSC) pada Mars Express mengungkap sejarah aktivitas geologi planet merah itu. Penentuan era yang pernah ada di Mars untuk sebagian besar area bisa dilakukan, selain itu kejadian pembentukan permukaan baru juga bisa diketahui. Pembentukan permukaan baru terjadi dari erupsi vulkanik yang menyebarkan lava di sepanjang permukaan planet.Pembentukan ulang permukaan Mars tidak sama dengan di Bumi. Di Bumi prosesnya relatif tetap, sedang Mars mengalami perubahan itu dalam 5 kali aktivitas vulkanik besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya kerusakan di planet tersebut. Diperkirakan aktivitas vulkanik tersebut terjadi setelah fasa awal planet yang lebih hangat dan basah, sekitar 3800 juta tahun yang lalu. Dianatara babak tersebut planet Mars relatif lebih tenang.
Kelima aktivitas vulkanik yang terjadi dalam sejarah Mars dimulai 3500 juta tahun lalu kemudian diikuti kejadian berikutnya pada 1500 juta tahun lalu, 400 – 800 juta tahun lalu, 200 juta tahun lalu dan yang terakhir terjadi sekitar 100 juta tahun lalu. Era vulkanik ini ditentukan dari perhitungan jumlah kawah yang terdapat di permukaan Mars. Idenya sederhana, semakin tua permukaan, maka akan semakin banyak kawah yang terakumulasi disitu sebagai akibat tabrakan meteorit berbagai ukuran di sepanjang sejarah Mars.
Kronologis di Mars. Kredit Gambar : ESA
Memang metode tersebut masih diperdebatkan keakuratannya karena bagi beberapa peneliti, kawah-kawah kecil tidak dihasilkan oleh meteorit namun oleh batuan Mars yang terlontar ke permukaan akibat tabrakan tunggal yang besar. Namun hasil pengamatan selama 7 tahun dari foto yang dihasilkan Mars Orbiter Camera (MOC) pada Mars Global Surveyor milik NASA menunjukan kawah baru terjadi terus pada permukaan Mars sepanjang waktu tersebut.Dengan demikian laju rata-rata pembentukan kawah di masa sekarang bisa dikalkulasi dari pengamatan tersebut. Dan ternyata laju tersebut tidak jauh berbeda dari yang dihasilkan pada data Mars Express.
Sepanjang babak vulkanik, lava yang dihasilkan dari letusan mengalir menutupi permukaan Mars. Pemanasan internal yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik juga menyebabkan air meledak keluar sehingga terjadi banjir dalam skala yang besar.
Hasil analisa pemodelan komputer menunjukan Mars saat ini sedang berusaha untuk menyeimbangkan sistem plat tektoniknya. Di Bumi, kerak yang patah akan berubah secara perlahan menjadi plat tektonik yang bergerak. Di Mars, babak letusan gunung api menunjukan kalau kondisi plat tektonik hampir bisa dicapai oleh planet merah tersebut. Karena itu tampaknya fasa letusan gunung api ini belumlah selesai di Mars.
Interior Mars juga menunjukan kalau planet ini belumlah dingin, karena itu letusan gunung api masih akan terjadi lagi. Dengan dmeikian sejarah yang diungkap di Mar oleh Mars Express bukanlah sejarah dari sbeuh planet mati. Bahkan, Mars Express justru memperlihatkan adanya lokasi dengan aktivitas yang maish belum diketahui dan bisa jadi meledak menjadi sesuatu yang spektakuler.

Ketika Mars Masih Biru

Penulis: Ratna Satyaningsih
Saya yakin kalian pasti tahu kalau Bumi bukan satu-satunya planet di Tata Surya; jumlahnya ada delapan planet. Planet yang paling mirip dengan Bumi adalah Mars, yang dijuluki ‘Si Planet Merah’ lantaran permukaannya berwarna merah. Namun, tampaknya Mars di masa lalu berwarna biru, diliputi danau, sungai, dan lautan air, mirip seperti Bumi!
Foto alur air di masa lalu Mars yang diambil Mars Express. Kredit: ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Foto alur air di masa lalu Mars yang diambil Mars Express. Kredit: ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Foto menakjubkan ini diambil oleh wahana antariksa Mars Express, yang mengelilingi Mars. Foto ini memperlihatkan dasar sungai yang berkelok-kelok di permukaan Mars. Diyakini penampakan ini terjadi akibat aliran sungai yang dalam jauh di masa lampau Mars, milyaran tahun sebelum manusia ada.
Saat ini masih ada air di Mars, meskipun dalam keadaan beku di bawah permukaan serta di Kutub Utara dan Selatan (seperti tudung es di Bumi). Jadi, dasar sungai ini mungkin bukan suatu penemuan yang mencengangkan, tapi keren banget lho! Bekas sungai ini panjangnya 1500 km, lebih panjang dari Sungai Rhine yang melintasi Eropa, mulai dari Belanda sampai Swiss. Plus, dalamnya 300 m, jauh lebih dalam daripada dalamnya sungai-sungai di Bumi!
Citra-citra baru dari wahana Mars Express ini memungkinkan kita untuk bisa mengintip masa lalu si planet merah, dan rupanya tidak terlalu berbeda dengan dunia kita saat ini.
Fakta menarik: Para ilmuwan yakin bahwa milyaran tahun lalu di Mars terjadi banjir terdahsyat sepanjang sejarah Tata Surya. Mungkin sekarang sulit untuk dibayangkan, karena Mars yang sekarang terlampau dingin dan atmosfernya pun terlalu tipis untuk
memungkinkan adanya air berwujud cair di permukaannya.

Kamis, 13 November 2014

Tudung Es Mars

Mars Ternyata Lebih Dingin

Mars dingin bukanlah informasi baru. Namun hasil pengamatan Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA menunjukkan kalau kerak dan lapisan atas selimut Mars lebih keras dan lebih dingin dari yang diperkirakan semula. Dengan demikian seandainya memang ada air dalam bentuk cairan maka tentunya air itu berada di jauh di bawah permukaan planet. Bahkan seandainya ada organisme hidup di dalam air tersebut, tentunya ia akan berada jauh lebih dalam dari dugaan awal.
Foto tudung es di kutub utara Mars. Kredit gambar :NASA/JPL/Malin Space Science Systems
Selain itu permukaan Mars juga ditemukan tidak melengkung mengikuti akibat beban es kutub utara, sehingga interior planet jadi lebih kaku dari yang diperkirakan sebelumnya. Semua ini bisa diketahui dari foto-foto yang diambil dengan Shallow Radar instrument, yang mengambil citra secara detail dari lapisan es, pasir, dan debu yang ada di kutub utara Mars. Citra tersebut mengungkap lapisan panjang sampai dengan 1000 km.
Saat dilihat sepintas ke bagian dalam es di kutub, Mars Reconnaissance Orbiter berhasil melihat timbunan materi es yang bisa digunakan untuk mengusut sejarah iklim di Mars. Benar-benar sebuah penemuan yang membuka masa lalu Mars. Foto-foto yang diambil radar menunjukan ada pembatas halus yang datar antara tudung es dan kerak batuan Mars. Di Bumi, berat timbunan es seperti itu akan menyebabkan terjadinya keruntuhan permukaan planet. Fakta kalau permukaan Mars tidak bengkok menunjukan kalau lapisan terluarnya sangat kuat, sebagai hasil dari kombbinasi kerak dan selubung teratasnya. Dipastikan keduanya pasti sangat tebal dan dingin.
Peta ketebalan lapisan simpanan di kutub utara Mars yang diukur dengan Shallow Radar instrument milik NASA. Kredit : NASA/JPL-Caltech/University of Rome/SwRI
Litosfer planet memang bagian yang sangat keras. Di Bumi, litosfer merupakan bagian yang patah saat terjadi gempa Bumi. Yang menarik adalah kemampuan radar untuk melihat jauh ke dalam tudung es sehingga bisa menemukan kalau tidak ada lengkungan atau pun patahan litosfer. Penemuan ini memberi pemahaman akan temperatur di dalam Mars untuk pertama kalinya.
Temperatur di bagian terluar planet batuan seperti Mars mengalami peningkatan dengan bertambahny kedalaman sampai ke bagian interiornya. Semakin tebal litosfernya, peningkatan temperatur secara bertahap akan semakin tinggi. Ditemukannya litosfer Mars yang tebal justru secara tak langsung menunjukan ada air yang sedang mengintai jauh di bawah permukaan. Lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya, dimana temperatur akan jadi sangat hangat. Dan jika ada kehidupan di air maka tentunya ia sedang terkubur saat ini.
citra yang diambil radar mengungkap keberadaan lapisan es, pasir dan debu yang membentuk tudung es di kutub utara Mars. Peta berwarna menunjukan topografi dan kaitan tanah Mars. Kredit : NASA/JPL-Caltech/University of Rome/SwRI
Tidak hanya itu, foto-foto yang diambil juga menunjukan 4 zona lapisan es dan debu yang dipisahkan oleh lapisan tebal es murni. Diperkirakan ini merupakan pola lapisan es bebas yang tebal yang memberi gambaran siklus perubahan iklim di Mars dalam skala waktu sekitar 1 juta tahun. Perubahan iklim seperti itu bisa jadi disebabkan oleh perubahan kemiringan sumbu rotasi planet dan perubahan eksentrisitas orbit di sekeliling Matahari. Hasil pengamatan ini mendukung ide kalau kutub utara lebih aktif secara geologi dan lebih muda sekitar 4 juta tahun.
Tanggal 25 Mei, penjejak Phoenix Mars Lander dijadwalkan akan meneliti bagian kutub utara Mars khususnya untuk menyelidiki sejarah air di Mars.

Dimensi Ruang & Waktu

  
  
               Para ilmuwan, terutama yang beraliran eksperimental, mencibir terhadap gagasan-gagasan adanya lorong waktu dan perjalanan ke masa depan dan masa lampau.
Sebagian yang lain, para teoretisi fisika, mengatakan bahwa hal yang belum bisa dibuktikan secara eksperimental bukan berarti tak mungkin ada. Siapa tahu nanti suatu saat bisa dibuktikan.
Ada seorang teoretisi fisika yang mencoba memahami para eksperimentalis itu. Ia bernama A. Zee. Ia mengakui lebih bahagia bila teori yang dibangunnya bisa dibuktikan di laboratorium. Ia pun memaklumi bila ada fisikawan yang lebih hormat pada teori klasik termodinamika ketimbang teori Relativitas Einstein yang prestisius tapi tak bisa dibuktikan secara empiris. Zee diam-diam menyimpan kejengkelan terhadap koleganya sesama teoretisi fisika yang kerjanya hanya mereka-reka teori baru di kertas, dan membangunnya berdasarkan logika-logika matematika semata. ”Matematikanya tidak salah. Tapi titik pijakannya tidak kukuh, dan asumsi-asumsi yang dipakai tidak jelas,” ujarnya. 
Sebagai teoretisi, Zee sering kena sindiran dari para fisikawan eks-perimental. Suatu ketika ia mengunjungi Universitas California di Berkeley, memberikan ceramah. Dalam kata sambutannya Dr. Gene Commins, ahli fisika eksperimental dari Berkeley mengatakan, ”Kami perlu waktu 20 tahun untuk menerima atau menampik teori yang dibangun oleh Mr. Zee hanya dalam sesiang.” 
Teoretisi fisika kondang dari Amerika itu sangat memahami sindiran telak itu. Ia bisa memaklumi kejengkelan itu. Di kalangan fisikawan eksperimental ada sebuah anekdot. Seseorang menanyakan berapa bidadari bisa menari di ujung sebuah jarum. Jawab seorang fisikawan eksperimental, ”Berikan dulu padaku seorang bidadari, nanti kuhitung berapa bidadari bisa menari di ujung jarum.”
Dalam buku Mysteries of Life and The Universe, yang diterbitkan akhir tahun lalu untuk pengumpulan dana bagi lembaga yang berupaya mencegah kematian bayi, Zee mencoba ”memberikan bidadari” itu kepada para fisikawan eksperimental. Ia memberikan prosedur penelitian untuk hal yang amat populer dalam fiksi ilmiah: soal pembalikan arah waktu. Sebuah teori yang dianggap bisa membuktikan bahwa perjalanan ke masa lampau dan masa depan mungkin dilaksanakan. Zee memang dikenal sebagai pengamat andal dalam soal teori time reversal, teori pembalikan waktu. Teori ini, kata Zee, memang sangat menarik, bahkan bisa menarik perhatian orang-orang awam. ”Dalam kasanah fisika modern, teori ini yang paling mengesankan dan bisa memberikan inspirasi masyarakat luas,” kata Zee. 
Dalam mendiskusikan pembalikan waktu itu Zee mengajak kita memperhatikan soal perangai waktu itu sendiri. Waktu, kata Zee, selama ini hanya diketahui bergerak satu arah: menuju masa depan. Di situ ada panah waktu yang jelas. Para teoretisi fisika percaya bahwa panah waktu bisa menciptakan relativitas dan membuat hukum termodinamika mengalami penyimpangan. Proses penuaan atas jaringan tubuh, dalam pandangan kaum teoretisi, dianggap manifestasi bekerjanya panah waktu atas proses termodinamika. 
Lantas, di lain pihak, ekspansi alam semesta itu dianggap sebagai gerak lain dari panah waktu. Yang jadi pertanyaan Zee, adakah dua jenis panah waktu itu saling berhubungan. Atau pertanyaan yang lebih spesifik lagi, bisakah kita membalikkan arah panah waktu itu. Para fisikawan eksperimental pening kepala mencoba menjawab pertanyaan itu. Soalnya, mereka tak tahu prosedur untuk membuktikannya. Para eksperimentalis memang bekerja bermodalkan prosedur operasional. Dengan itu mereka bisa menjadikan fenomena fisika menjadi teknologi. Dengan prosedur operasional yang mantap, fenomena fisika bisa mudah disaksikan, diukur, dan dimanfaatkan. Kali ini si teoretisi Zee, yang terkenal gara-gara buku fisika populernya yang laris, Fearful Symmetry, menawarkan prosedur operasional yang sederhana untuk membuktikan pembalikan waktu. Sebuah peristiwa fisika dibuat film, lantas film itu diputar mundur ke belakang. 
Kalau ternyata pemutaran mundur itu tak memberikan fenomena yang aneh, berarti tak ada pembelokan terhadap panah waktu. Kalau tak ada pembelokan waktu, itu berarti proses ke depan peristiwa itu sama dengan proses ke belakang. Maka dikatakan di situ ada simetri. Logikanya, dimensi waktu pun bisa menjadi semacam dimensi ruang. Kalau di dalam ruang kita bisa meloncat ke kiri dan ke kanan, mengapa tak mungkin kita meloncat ke masa lampau, lalu ke masa depan? Ia memberikan contoh permainan base ball dalam rekaman. Seorang atlet memukul bola kencang, sampai bola keluar lapangan. 
Ketika video itu diputar secara terbalik, terlihat hal yang aneh: bola meluncur dari luar lapangan dengan laju yang makin lama makin cepat, sebelum akhirnya membentur batang pemukul, dan membuat tangan si atlet terpental ke samping. Kata para eksperimentalis, dalam pemutaran terbalik terjadi fenomena yang menyalahi hukum fisika. Bola yang dilemparkan, karena bergesek dengan molekul-molekul udara, akan bertambah lambat, bukan bertambah cepat. Tapi sebentar, kata Zee. Seandainya gambar di video sangat tajam, pemutaran balik itu tidak menyalahi hukum fisika. Sebab di situ akan terlihat molekul-molekul udara bukannya mengerem bola, tapi mendorong bola itu hingga terjadi percepatan gerak bola.
Ini tentu saja terjadi karena film diputar balik. Dalam pemutaran biasa itu molekul mengerem bola, diputar balik arah rem berbalik menjadi mendorong. Satu nol untuk teoretisi fisika. Nah, untuk lebih ilmiah, eksperimen itu dilanjutkan dengan membahas bagaimana kalau yang diputar balik itu adalah film tentang atom. Kemudian Zee, dalam tulisan panjangnya itu, mengomentari eksperimen di Berkeley tentang fenomena munculnya zarah deuteron dan pion akibat tumbukan dua buah proton. Fenomena subatomik yang telah berumur 42 tahun itu lalu direkam dalam film. 
Untuk perbandingan dibuat pula film yang menggambarkan proses kebalikannya: tumbukan pion dan deuteron yang menghasilkan dua proton. Ajaib, film pertama kalau diputar mundur persis sama dengan film kedua diputar biasa. Dan demikian sebaliknya. Itu berarti, dalam dunia subatomik pun tidak ada penyimpangan atas fenomena panah waktu bila terjadi pembalikan arah waktu. Contoh yang lebih baik datang dari eksperimen tahun 1956 tentang fenomena gerak elektron. 
Tapi sebelum bicara soal ini, Zee mengingatkan pada permainan gasing. Anak-anak tahu bahwa gasing berputar pada sumbunya, sedangkan tepiannya berputar membentuk lingkaran. Zee menyebut fenomena itu dengan istilah khusus: precessing. Bila gerakan gasing itu difilmkan, lalu diputar ke belakang, yang tampak adalah kejadian bahwa gasing itu berputar pada arah yang sebaliknya, demikian pula sumbunya. Kita tahu, arah perputaran gasing itu mengikuti ke mana tali ditarik. 
Dengan kata lain, hukum mengatakan bahwa putaran gasing itu tak berubah ketika waktu diputar balik. Kembali pada soal gerak elektron, yang berputar seperti gasing, dan terus berputar. Di dunia mikroskopis pada level subatomik, zarah semacam elektron bebas dari friksi, dari gangguan. Secara relatif, elektron itu jauh dari zarah lain. Elektron seperti berada di ruang hampa dan tak terpengaruh gravitasi. Ia akan berputar selamanya mengikuti kelembamannya, dengan kecepatan tetap. Yang harus diingat, tulis Zee, adalah kenyataan bahwa medan magnet hanya bisa dibangkitkan oleh gerakan muatan listrik. Muatan yang diam hanya bisa membangkitkan medan listrik, bukan medan magnet. 
Lantas, apakah elektron yang berputar itu terpengaruh oleh panah waktu? Zee mengajak orang melihat ke proyektor. Sebuah film tentang perputaran elektron disajikan, dan kemudian diputar mundur. Di situ tampak, elektron berputar ke arah yang lain. Inikah petunjuk adanya sebuah panah waktu? Dengan memperhatikan arah ke mana elektron berputar bisakah kita mengatakan ke arah mana film itu dimainkan? Tapi tunggu. Medan magnetik sebenarnya juga berjalan ke arah sebaliknya. Muatan yang bergerak sebaliknya membuat medan magnetik bergerak ke arah yang sebaliknya pula dalam film yang diputar mundur. Maka sulit untuk mengatakan bahwa film itu berjalan maju atau mundur. Sebagaimana halnya dengan perputaran gasing, bisa ke arah yang satu dan bisa ke arah yang lain, hanya melihat perputaran itu kita tak bisa tahu apakah film yang merekam perputaran itu diputar biasa atau diputar mundur. 
Satu lagi bukti bahwa elektron pun tak terpengaruh oleh pembalikan waktu. Bagaimana dengan putaran elektron pada medan listrik? Jika fenomena itu dibikin film, lantas kembali diputar mundur, ternyata medan listrik tidak mengikuti pembalikan ini, medan listrik tidak membalik arah. Kenapa? Karena yang ada di situ adalah muatan listrik yang diam tak bergerak. Kecuali bila elektron berputar ke arah lain. Film yang berjalan ke depan pun bakal ke-lihatan lain: medan listrik menunjuk arah yang sama dalam kedua arah putaran film, namun putaran elektron menunjukkan arah yang berbeda. 
Bila itu terjadi, yakni elektron berpusing dalam medan listrik, pengesahannya mesti datang dari laboratorium. Atur perangkat di laboratorium, bangkitkan medan listrik dan masukkan sebiji elektron. ”Kalau Anda bisa melihat elektron itu berputar, bersiaplah terbang ke Stockholm untuk menerima hadiah Nobel. Anda akan terkenal karena menemukan panah waktu dalam hukum dasar fisika,” tutur Zee. 
Profesor Zee sepertinya mau memberi penekanan bahwa ide dasar itu tak bisa disederhanakan. Dengan membalik waktu, medan magnetik membalik arah. Namun medan elektrik tidak demikian. Bila hukum fisika tak berubah di bawah pemutaran waktu, elektron tak mungkin berputar dalam sebuah medan listrik sebaik di medan magnet. Sejauh ini yang dibicarakan adalah elektron. Padahal, untuk kasus pembalikan waktu tak harus dikaitkan degan elektron. Bila demikian maka ada hal khusus yang harus dicatat. Yakni, kata Zee, sebuah partikel yang berputar pada medan listrik akan memiliki yang dinamakan momen sepasang muatan listrik (electric dipole moment). Jika setiap partikel memiliki saat sepasang listrik itu maka pembalikan waktu akan dipengaruhi oleh hukum dasar fisika. 
Serangkaian eksperimen pernah dilakukan guna melihat apakah neutron memiliki saat sepasang muatan listrik itu. Pencarian gejala saat sepasang muatan listrik itu telah berjalan hampir 40 tahun. Kisah pencarian itu telah menggambarkan dengan baik perbedaan antara fisika teori dan eksperimen. Bagi teoretisi begitu mudah: sambil duduk-duduk mereka bisa membayangkan sebuah elektron berputar pada medan elektrik. Ini pekerjaan berat untuk kaum eksperimetalis, karena mereka harus mengobservasi semua gejala secara faktual. Profesor Zee mengakui, untuk eksperimen semacam itu secara teknis sulit. 
Sebuah elektron tak bisa dimasukkan begitu saja ke medan listrik. Sebab medan listrik bakal mendorongnya keluar dari perkakas eksperimen. Hubungan antara teoretisi dan eksperimentalis memang sulit. Zee menggambarkan hubungan itu seperti berikut. Sekelompok orang tekun menghabiskan waktunya menggerayangi rumput kering untuk mencari sebatang jarum. Beberapa orang lain berdiri di pinggir lapangan dan dengan gaya mandor berteriak, ”Ayo, cari dengan lebih serius!” Jawab yang mencari, ”Kami tidak dapat menemukannya! Kami sudah mencari lebih dari 30 tahun! Kalaupun ada, panjangnya pasti lebih dari 10 pangkat minus 27 cm.” Sambil menggaruk kepala, yang dipingir lapangan berteriak: ”Hei, menurut perhitungan di sini jarum itu agak lebih kecil dari 10 pangkat minus 27 cm. Jangan menyerah!” 
Percobaan yang sebenarnya baru bisa diwujudkan pada sebuah atom. Satu atom netral, tentu saja. Jika elektron memiliki satu saat sepasang muatan listrik, atom juga memilikinya. Apa yang membuat pemutaran balik waktu menjadi terasa misterius sebab selama ini hukum-hukum fisika belum mau menghargai soal pembalikan ruang. Setiap kali melihat cermin, orang melihat fenomena pembalikan ruang yang dikenal sebagai parity dalam fisika. Ahli fisika sering melupakan ini. Akhirnya Zee menegaskan pembalikan waktu, bagi para ahli teori fisika, disamakan dengan pembalikan dalam ruang. Dalam ruang simetri bisa terjadi sisi kiri dan kanan, atau antara bayangan di cermin dan benda aslinya. 
Jadi dalam pembalikan waktu pun mestinya terkandung pengertian adanya kesebangunan antara masa lalu dan masa depan. Ingat saja kata Einstein bahwa ruang dan waktu berhubungan erat. Lalu mengapa orang bebas bergerak ke kiri atau ke kanan, namun tak dapat pindah ke masa lalu atau masa depan? Para fisikawan eksperimental sudah menyiapkan jawabannya: hukum fisika mengenal kiri dan kanan, tapi tak tidak mengenal masa lampau dan masa depan. 
Tampaknya ada hal yang mesti diingatkan, hal yang sangat dijauhi oleh para ahli fisika. Yakni soal kesadaran manusia. Bukankah waktu adalah sebuah konsep dalam fisika yang tak mungkin kita bicarakan tanpa menariknya dalam kesadaran kita dalam tingkat tertentu? Jadi, adakah para eksperimentalis bisa membuat mesin waktu setelah berhasil menyingkapkan rahasia momen sepasang muatan listrik? Belum tentu, jawab Zee. Ia lalu berandai-andai. Misalkan di sebuah planet penduduknya tak mengenal air, tak mengenal kaca dan cermin. Tapi para ahli fisika di situ bisa membuktikan bahwa hukum-hukum dasar fisika berubah bila terjadi pembalikan ruang. Tak berarti lalu mereka bisa membuat cermin. Jadi? ”Maaf bila mengecewakan Anda, namun para fisikawan tetap belum bisa menghitung perbedaan antara masa lalu dan masa depan, dan karena itu mereka belum bisa mengirimmu mengarungi dimensi waktu,” kata Zee.